Bahihi, Nadila Aulia and Ardianto, Ardianto and Kurniawan, Ivan (2025) BANTONG DAN OJOTANG: CERITA RAKYAT DARI BOLAANG MONGONDOW. Harfa Creative, Manado.
![]() |
Text
P-REV Bantong dan Ojotang.pdf Download (4MB) |
Abstract
PROLOG Minat membaca dan kemampuan menulis di kalangan siswa sekolah dasar merupakan dua aspek literasi dasar yang saling terkait dan memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Namun, di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan gaya hidup anak-anak, minat membaca sering kali mengalami penurunan. Buku-buku bacaan konvensional tak lagi menjadi pilihan utama bagi siswa, dan pembelajaran menulis pun kerap dianggap sebagai aktivitas yang membosankan dan penuh beban. Di sisi lain, Indonesia memiliki kekayaan budaya lokal yang luar biasa, termasuk dalam bentuk cerita rakyat yang menyimpan nilai-nilai luhur serta kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sayangnya, cerita-cerita ini perlahan mulai terpinggirkan, nyaris tak terdengar di ruang kelas, bahkan di rumah-rumah. Padahal, cerita rakyat bisa menjadi sumber belajar yang sangat efektif, bukan hanya untuk menanamkan nilai moral, tetapi juga untuk menumbuhkan kecintaan membaca dan keterampilan menulis yang kontekstual dan bermakna. Berangkat dari realitas tersebut, buku ini hadir sebagai sebuah upaya untuk menjembatani dua kebutuhan mendesak dalam pendidikan dasar: revitalisasi budaya lokal dan penguatan literasi dasar. Bantong dan Ojotang: Cerita Rakyat dari Bolaang Mongondow dikemas dalam bentuk komik—sebuah media visual yang sangat disukai anak-anak—agar cerita lokal bisa dikemas secara menarik dan mudah diakses oleh siswa sekolah dasar. Komik ini tidak hanya menyajikan kisah tradisional dengan sentuhan visual yang hidup, tetapi juga dirancang sebagai media pembelajaran menulis yang kreatif dan inspiratif. Melalui komik ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan minat membaca melalui pengalaman membaca yang menyenangkan dan bermakna. Karakter, alur, dan ilustrasi yang menarik dapat memicu ketertarikan siswa terhadap isi cerita, sehingga mereka terdorong untuk menyelesaikan bacaan dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Setelah membaca, siswa diajak untuk berkreasi—menulis kembali cerita dengan sudut pandang mereka sendiri, membuat akhir cerita alternatif, atau mengembangkan cerita baru berdasarkan tokoh dalam komik. Dengan pendekatan ini, kemampuan menulis narasi tidak lagi menjadi tugas yang membebani, melainkan aktivitas ekspresif yang menyenangkan. Lebih dari itu, komik ini juga dapat menjadi alat bantu yang berguna bagi guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran berbasis literasi. Guru dapat memanfaatkan cerita dalam komik ini untuk membangun diskusi kelas, mengembangkan latihan menulis, atau mengintegrasikannya dalam pembelajaran tematik yang relevan. Dengan demikian, pembelajaran literasi tidak hanya menjadi kegiatan akademik, tetapi juga sarana membangun kepekaan budaya dan memperkuat identitas lokal siswa. Kami percaya bahwa penguatan literasi, khususnya di jenjang sekolah dasar, memerlukan inovasi dan pendekatan yang dekat dengan dunia anak. Komik Bantong dan Ojotang merupakan salah satu alternatif yang menjawab kebutuhan itu. Ia tidak hanya berisi cebudaya, meningkatkan literasi, dan membangun generasi yang mencintai bangsanya melalui kata dan gambar. Buku Bantong dan Ojotang: Cerita Rakyat dari Bolaang Mongondow hadir sebagai upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai lokal melalui pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sekolah dasar. Dikemas dalam bentuk komik, buku ini memadukan kekuatan visual dengan nilai edukatif untuk membangun pengalaman literasi yang menyenangkan dan bermakna. Yang menjadi keunikan dari buku ini adalah hadirnya dua jenis komik yang dapat dimanfaatkan secara fleksibel oleh guru dan siswa. Pertama, komik tanpa teks (tanpa skrip), yang hanya menyajikan ilustrasi panel demi panel tanpa dialog maupun narasi. Komik jenis ini sengaja disediakan sebagai media eksplorasi menulis. Siswa diajak untuk menafsirkan sendiri gambargambar yang ada, lalu mengembangkan cerita dengan gaya dan imajinasi mereka. Pendekatan ini mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan percaya diri dalam menulis. Kedua, komik dengan teks (berskrip), yang menyajikan narasi lengkap sebagai contoh atau model cerita. Komik ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan siswa untuk memahami alur, tokoh, konflik, dan nilai yang terkandung dalam cerita rakyat Bantong dan Ojotang. Dengan strategi ganda ini, buku ini tidak hanya berfungsi sebagai bahan bacaan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran menulis yang efektif dan inovatif. Guru dapat menggunakannya untuk membangun diskusi, menyusun tugas menulis naratif, atau mengintegrasikannya dalam pembelajaran tematik. Sementara siswa dapat belajar memahami isi cerita sekaligus melatih kemampuan mereka merangkai kata, menyusun paragraf, dan mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan yang utuh. Melalui buku ini, kami berharap literasi tidak lagi dipahami sebagai beban belajar, melainkan sebagai petualangan menyenangkan yang bisa dimulai dari cerita lokal yang kaya makna. Komik ini adalah jembatan antara budaya dan keterampilan abad ke-21; antara warisan tradisi dan dunia belajar anak masa kini. Semoga buku ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam mendukung upaya meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis siswa, sekaligus menjaga denyut kebudayaan lokal di tengah dinamika zaman. Manado, Juli 2025 Penyusunrita, tetapi juga semangat untuk merawat warisan
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan |
Divisions: | Lembaga > LP2M > Pusat Penelitian dan Penerbitan |
Depositing User: | Administrator Perpustakaan |
Date Deposited: | 23 Jul 2025 04:57 |
Last Modified: | 23 Jul 2025 04:57 |
URI: | http://repository.iain-manado.ac.id/id/eprint/2203 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |